Berita

Penemuan Terbaru di Laut Merah: Kereta Roda Fir’aun

Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah.

Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Fira’un yang tenggelam dilautan tersebut saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama. Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Fir’aun yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam. Dimana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka.

Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Fira’un.

Pada gambar di atas, menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba.

Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter.

Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan,setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam.

Read more >>

UAN QT

Jadwal Ujian Nasional 2011 dan Kisi-Kisi UN 2011

Ujian Nasional SMA : 4- 9 April 2011
Ujian Nasional Susulan SMA/MA: 23-27 Mei 2011

Ujian Nasional SMP : 11-14 April 2011
Ujian Nasional Susulan SMP/MTS : 23-27 Mei 2011
Ujian UASBN SD/MI : Akhir Mei 2011
Read more >>

Cerpen qu


Mencari Kebenaran
            Rani adalah seorang anak yang pandai dan kreatif. Namun sayang sekali, dia merasa sombong dengan kelebihan yang dia punya. Dia dilahirkan dari sebuah keluarga yang serba berkecukupan. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang sukses. Dan dia sangat dimanja oleh kedua orang tuanya. Rani bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan.
            Kenyataan ini sangat berbeda dengan Dani. Dia sangat baik hati, walaupun dia tidak sepandai Rani, namun nasibnya tidak seberuntung Rani. Dani tinggal dengan kakeknya, kakek Rama, dalam rumah yang sederhana. Mungkin hanya sekitar 6 x 6 meter saja. Dani tidak pernah mengenal kemewahan. Dani hidup dari gaji pensiunan kakeknya yang dulunya seorang pegawai negeri yang sekarang hanya bekerja serabutan. Dani sebenarnya ingin membantu kakeknya, namun kakeknya tidak mengijinkannya. Kakeknya hanya menyuruhnya belajar dan belajar.
Dani pernah bekerja part time disebuah swalayan tanpa sepengetahuan kakeknya,dia bekerjasetelah pulang sekolah hingga sore setiap hari. Akan tetapi lama kelamaan Dani ketahuan juga. Ada tetangganya yang melapor kepada kakek Rama soal hal itu. Kakek Rama sangat marah dan merasa kecewa kepada Dani karena merasa telah dibohongi mentah-mentah oleh cucunya sendiri.
Setelah kejadian itu, Dani diminta untuk segera pulang setelah pulang sekolah dan belajar dirumah. Dani sangat serius belajar demi membahagiakan kakeknya. Terkadang dia meminta bantuan kepada kakeknya apabila ada pelajaran yang tidak dimengertinya. Dani bany6ak belajar dari kakeknya. Dani dilatih oleh kakek Rama untuk menjadi seorang yang cerdas, cermat dan kritis dalam menghadapi persoalan.
*    *    *
Pada suatu hari, di SMA Harapan, semua anak yang berada di tempat parkir terperanga melihat seseorang yang turun dari sebuah mobil BMW keluaran terbaru. Ternyata itu adalah mobil kepunyaan Rani yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-16. Sedangkan Dani hanya mampu melihat Rani dengan rasa sedikit iri di hatinya dan seraya berkata,
            “Kapan aku bias seperti Rani dan dapat membahagiakan kakek?”.
Setelah sesaat terdiam, Dani langsung berIstigfar dan meminta ampunan kepada Allah. Dani merasa apa yang baru saja ia pikirkan hanya akan membuatnya mengeluh dan berputus asa. Dani akhirnya berlalu seiring dengan terdengarnya bel masuk.
            Pelajaran pertama adalah jamnya bu Rita, beliau mengajar pelajaran fisika. Seperti hari-hari biasa, sesampainya di kelas, anak-anak selalu ramai sebelum guru datang. Ini adalah ritual anak-anak sebelum pelajaran. Ada yang menyontek pekerjaan temannya, bersenda gurau, bercerita tentang peristiwa hari kemarin, dan entah apa lagi. Tiba-tiba ada suara melengking memecah keramaian,
            “Hm... Hm... Hari ini kita ulangan. Keluarkan alat tulis dan masukkan buku kalian!”
            “Loh, kenapa tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu Bu?” protes anak-anak.
            “Ini untuk melihat keseriusan kalian, apakah kalian belajar setiap hari.” ujar bu Rita.
Semua anak memberikan alasan-alasan yang tidak masuk akal untuk merayu bu Rita agar ulangan tidak jadi diadakan. Ketika ulangan sedang berlangsung, sebagian anak menyontek dan ada juga yang malah bercanda sendiri. Dilihat dari kelakuan mereka, setiap orangpun bisa menebak berapa nilai yang akan mereka dapatkan. Hal itu sangat berbeda dengan Rani, entah dia belajar atau tidak, anak-anak yakin Rani dapat mengerjakan soal dengan baik. Dia selalu mendapatkan pujian dari guru-guru. Mungkin itu yang membuat dia agak tinggi hati.
            Tertapi anak-anak tidak terlalu heran dengan sikap Rani itu. Rani patut berbangga pada dirinya sendiri karena semester lalu Rani mendapatkan ranking pertama di kelas dengan nilai yang memuaskan. Setelah kejadian itu, dia menjadi anak emas dikalangan guru-guru. Sedangkan Dani hanya mendapat ranking dibawah Rani dengan perbedaan nilai yang tidak terlalu banyak. Akan tetapi Dani tidak kalah tenarnya dikalangan siswa-siswa.
            Bel berbunyi dua kali tanda pelajaran telah berakhir. Anak-anak berebut untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka, namun ada juga yang masih sibuk mencatat contekan dari temannya. Tidak jarang juga mereka hanya mengumpulkan kertas yang kosong.
Setelah itu bu Rita meninggalkan kelas dan anak-anak mulai bergumam membahas ulangan yang baru saja berakhir. Irfan, Luqman dan Candra tampak acuh dengan hasil ulangan mereka. Beberapa anak mengerumuni meja Rani untuk memastikan jawaban mereka. Sedangkan Dani tampak terdiam dan membuka buku pelajaran berikutnya.
            Disela-sela perbincangan mereka, pak Dodi, guru agama, datang tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Beliau hanya duduk di kursinya dan terdiam. Sebagian anak yang menyadari kedatangan beliau segera menghentikan perbincangan. Sedangkan yang sebagian mulai terdiam perlahan.
            “Sudah selesai anak-anak? Baik kalau begitu, siapkan buku sejarah kalian dan kita akan segera memulai pelajaran.” perintah pak Dodi.
Pak Dodi adalah guru yang kreatif. Beliau  selalu membuat kelas menjadi hidup. Seringkali beliau mengadakan tanya jawab dan forum diskusi bagi siswa.
            “Sekarang kita akan mengadakan diskusi tentang bab 2. Apalah kalian siap?” tanya pak Dodi.
            “Kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya pak? Tentu saja kami belum siap. Kami belum menguasai materi dan tidak ada buku yang menjadi acuan materi ini.” sahut seorang siswa.
Hal ini tidak menjadi masalah yang besar untuk Rani karena dia memiliki buku-buku yang lengkap dan telah dipelajarinya tadi malam.
            “Kalau begitu, itu tugas kalian untuk mencarinya di perpustakaan. Kalian boleh pergi kesana sekarang. Saya sedang ada urusan yang tidak bisa ditinggal, jadi tidak bisa menemani kalian. Saya harap kalian mencari materi sebanyak-banyaknya. Silahkan membentuk kelompok sendiri-sendiri. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak.” jelas pak Dodi panjang lebar.
Setelah meminta sedikit penjelasan tentang diskusi tersebut, anak-anak berbondong-bondong keluar dari kelas dan segera menuju perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan, mereka langsung menyebar mencari buku-buku agama yang diperlukan. Ruang perpustakaan cukup luas sehingga dapat menampung 40 anak lebih. Dani bersama kelompoknya mendapatkan buku yang cukup banyak dan langsung mempelajarinya. Sedangkan Rani hanya mencari beberapa buku dan sisanya adalah buku-buku pribadinya.
Setelah bel istirahat berbunyi, anak-anak langsung meninggalkan perpustakaan untuk pergi ke kantin dan sebagian pergi ke taman sekolah. Namun Dani tetap tinggal di perpustakaan dan melanjutkan kegiatan membacanya hingga bel masuk. Setelah ada tugas tersebut, hampir setiap hari Dani menghabiskan waktu iatirahatnya di perpustakaan.
*    *    *
            Seminggu telah berlalu, tiba saatnya dimana hari diskusi pelajaran sejarah. Pada jam pertama, bu Rita membagikan hasil nilai ulangan minggu yang lalu. Beliau sempat memuji beberapa anak yang mendapatkan nilai baik, diantaranya Rani, Dani, Bagus dan Rahma. Bu Rita juga memberi nasihat kepada beberapa anak yang mendapatkan nilai kurang baik dan tidak memenuhi standard. Setelah itu, pelajaranpun dimulai dan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasanya.
            Setelah jam pelajaran pertama berakhir, pak Dodi memasuki ruangan dengan senyum khasnya.
            “Bagaimana anak-anak, kalian sudah siap berdiskusi?” tanya pak Dodi.
            “Kami siap, pak.” jawab anak-anak serempak.
            “Cepat berkumpul dengan kelompok masing-masing dan bawa materi yang kalian dapat kemarin!” perintah pak Dodi.
Anak-anak segera berkumpul dan bersiap memulai diskusi. Pak Dodi memberikan sedikit penjelasan tentang materi dan memberi sebuah pertanyaan yang akan didiskusikan. Setiap kelompok diberi kesempatan berdiskusi dengan anggota kelompok mereka dan ketua kelompok menyampaikan hasil diskusi tersebut.
            Setelah ada beberapa kelompok yang menyampaikan pendapatnya, sekarang giliran Dani menyampaikan pendapatnya,
            “Saya setuju dengan pendapat anak-anak yang lain. Bahwa masalah-masalah agama yang terjadi saat ini dapat diselesaikan dengan hukum-hukum yang berada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits. Karena masalah yang terjadi saat ini sebenarnya juga pernah terjadi pada masa lampau dan penjelasan itu semua telah ada dalam Al-Qur`an dan Al Hadits.”
            “Mustahil itu semua bisa terjadi. Mana mungkin kejadian dahulu sama dengan sekarang? Dan apakah benar semua penjelasan ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits? Dizaman seperti ini, orang-orang menyelesaikan bermacam-macam masalah dengan logika. Kalau hanya dengan dasar itu saja, mana mungkin bisa diselesaikan?” potong  Rani.
Mendengar pendapat yang dikeluarkan oleh Rani, anak-anak sekelasnya menjadi ribut dan Dani tampak kesal karena pembicaraan dipotong begitu saja. Dani kesal dan ingin menyanggah pendapat yang dilontarkan oleh Rani. Namun sudah ada beberapa anak yang mendahuluinya. Tanpa disadari, jam pelajaran pak Dodi hampir selesai. Pak Dodi akhirnya menengahi perdebatan itu dan meminta anak-anak mencari dasar-dasar yang kuat atas pendapat mereka.
            “Diskusi hari ini cukup sampai disini, kita lanjutkan minggu depan. Bagi anak-anak yang belum puas dengan pendapatnya, silahkan membawa buku-buku yang menjadi acuan kalian. Khususnya kamu, Rani. Kamu harus mendasarkan pendapatmu itu dari sumber yang jelas agar teman-temanmu dapat menerimanya.”  jelas pak Dodi.
            Jam pelajaran akhirnya habis juga. Anak-anak langsung keluar dari kelas dan pergi entah kemana. Mereka ingin menyegarkan pikiran setelah sekian lama berfikir dan memeras otak dalam diskusi tersebut. Dani, anak yang paling tidak setuju dengan pendapat Rani, segera menuju perpustakaan dan meminjam buku-buku yang kemarin dibacanya. Dani meminta kepada penjaga perpustakaan untuk mengijinkannya membawa buku-buku itu lebih lama karena dia meminjam buku yang cukup banyak.
*   *   *
            Sesampainya dirumah, Dani langsung membaca buku-buku yang dipinjamnya. Dani mencari dalil-dalil yang kuat dan berhubungan dengan masalah itu agar Rani tidak dapat mengelak lagi. Dan memang pada saat itu Dani belum selesai menyampaikan pendapatnya. Selain membaca buku-buku, Dani juga meminta bantuan kepada kakek Rama yang memang banyak tau tentang masalah agama.
            Keesokan harinya, setelah pulang ekolah, Dani langsung menuju pasar loak dan mencari buku-buku disana. Dani merasa buku-buku yang dimilikinya sekarang belum cukup untuk menjadi dasar materi diskusi dikelasnya. Dani memilih-milih buku yang di dalamnya berisi materi diskusi itu, namun setelah sekian lama Dani mencari, Dani belum juga menemukannya karena buku-buku disana sudah terlalu lama.
            “Heh mas, mau beli atau baca doang? Kalau gak mau beli, pergi sana!” kata si penjual.
            “Ada buku-buku tentang hukum islam,Pak?” tanya Dani kepada penjual.
            “Ada, ini bukunya. Bukannya kamu tadi sudah membaca buku ini?” penjual malah balik bertanya pada Dani.
            “Buku ini sudah terlalu lama Pak, saya tidak menemukan apa yang saya cari didalamnya.” jawab Dani.
            “Kalau mau cari yang baru, beli di toko sana. Jangan kemari!” sahut si penjual buku dengan nada marah.
Dani langsung pergi setelah mendengar perkataan si penjual buku itu. Dani berpikir sebentar dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi kesebuah toko buku tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya disana, Dani langsung bergegas mencari buku-buku yang diperlukannya. Dani mondar-mandir mencari buku-buku selama beberapa saat. Ketika Dani hendak membacanya, Dani ditegur oleh seorang penjaga toko,
            “Disini buku-buku tidak boleh dibaca, kecuali setelah kau mau membelinya.” Kata penjaga toko dengan nada sengit.
Kemudian Dani berpikir sejenak, dan akhirnya keluar dari toko itu. Entah apa yang ada dalam pikirannya dan menjadi pertimbangannya saat itu.
Kemudian, Dani mencari toko buku lagi yang agak jauh dari rumahnya. Namun entah kenpa, apakah hari ini hari yang sial bagi Dani. Sudah beberapa toko buku yang dimasuki oleh Dani. Akan tetapi kejadian-kejadian di toko-toko buku sebelumnya terjadi dan terjadi lagi. Dani selalu diusir karena hanya membaca buku dan tidak membelinya. Padahal ada beberapa buku yang ingin dibelinya tetapi Dani tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelinya.  Bahkan di sebuah toko, Dani diusir hingga diseret oleh satpam toko tersebut.
“Hey, kamu. Mau beli atau tidak? Kalau tidak mau beli, pergi sana!” perintah si penjaga toko.
“Iya pak, sebentar lagi. Saya masih pilih-pilih buku yang cocok,” jawab Dani.
“Pilih-pilih apa? Sejak tadi saya liat kamu hanya baca-baca saja. Cepat sana keluar! Masih banyak yang mau beli di toko ini. Atau kalau tidak saya akan panggil satpam.” ancam si penjaga toko.
“Iya, pak. Nanti saya beli,” jawab Dani memelas.
Belum sempat Dani meneruskan alasannya, terdengar suara seorang penjaga toko memanggil satpam,
            “Satpam... Tolong usir dia! Dia hanya merusak pemandangan saja bila terus berada disini.” perintah si penjaga toko dengan nada keras.
Dani hanya mampu terdiam dan sedikit berontak. Dani merasa sangat malu akan keadaan dirinya. Banyak sekali orang dalam toko itu yang melihatnya. Tanpa disadari oleh Dani, dia telah menjadi pusat perhatian dalam sekejap.
            Dani hampir putus asa karena kejadian itu.dalam perjalanan pulang, Dani berandai-andai bila dia menjadi Rani, dia pasti tidak akan mengalami kejadian seperti itu. Dani pasti akan mendapatkan segala buku yag ia mau tanpa susah payah. Akhirnya, Dani bertekat untuk mengumpulkan uang bagaimanapun caranya.
            Sesampainya di rumah, Dani tampak murung. Kakek Rama bingung dengan keadaan Dani yang biasanya selalu ceria.
            “Kamu kenapa,Dan?” tanya kakek Rama.
            “Gak ada apa-apa kok, Kek.”
            “Lalu kenapa kamu murung?”
Dani hanya membalasnya dengan senyuman. Dan akhirnya meminta izin pada kakek untuk mandi terlebih dahulu. Kakek Rama heran dengan sikap Dani yang tidak seperti biasanya dan kakek Rama akhirnya memutuskan untuk mencari tau sendiri apa yang sebenarnya terjadi.
*   *   *
            Beberapa hari berikutnya, setelah pulang sekolah, Dani pamit untuk keluar sebentar. Kakek Rama penasaran dengan apa yang dilakukan oleh cucunya belakangan ini. Kakek Rama memutuskan untuk membuntuti Dani. Kakek Rama hanya melihat dari kejauhan, ternyata Dani mencari buku agama disebuah toko. Kakek Rama melihat cucunya dicaci dan  diusir dari sebuah toko karena tidak mampu membeli sebuah buku yang dibacanya. Kakek Rama merasa iba pada cucunya itu. Kakek Rama merasa dirinya sangat tidak berguna, dia merasa tidak mampu membahagiakan cucu kesayangannya. Dalam hati ia berkata,
            “Malang sekali nasibmu nak, andai saja orang tuamu masih ada, mereka tidak akan membiarkan mu seperti ini. Mereka akan berusaha mati-matian untuk kebahagiaanmu. Semoga kelak engkau menjadi anak yang berhasil dan membuat orang tuamu bangga akan kesuksesanmu. Maafkan aku Nak atas ketidakmampuanku ini.”
            Dani memutuskan mencari toko buku lagi. Setelah sekian lama ia mencari, akhirnya dia menemukan sebuah toko besar di pusat kota. Dani merasa ragu untuk masuk kesana. Dani takut kejadian yang sama menimpa dirinya.
            “Di toko buku yang kecil saja aku selalu diusir, apa lagi di toko sebesar ini?” batin Dani.
Namun Dani memberanikan diri untuk masuk kesana. Dani segera menuju tempat kumpulan buku-buku agama dan mencari-cari apa yang dia inginkan. Dani mondar-mandir sambil memfokuskan pandangannya untuk mencari sebuah buku.
Setelah sekian lama mencari, akhirnya Dani menemukan buku yang cocok. Dani ingin sekali membelinya. Akan tetapi uang yang dibawanya tidak cukup, padahal Dani telah mengumpulkan uang sakunya. Dani menjadi ragu untuk membelinya, dia berfikir setengah mati mencari akal agar dia mendapatkan buku itu.
Melihat cucunya yang sedang kebingungan, kakek Rama berniat membantunya. Kakek Rama menghampiri Dani dan berkata,
“Mengapa kamu tidak jujur sama kakek, pasti kakek akan bantu.”
“Aku tidak mau merepotkan kakek lagi”
“Tapi ini kan kepentingan sekolahmu, asalkan positif, kakek bantu dengan senang hati.” Jelas kakek Rama.
Akhirnya mereka membeli buku itu dan Dani pulang dengan hati senang karena apa yang diinginkannya sejak beberapa hari yang lalu bisa tercapai juga.
*   *   *
            Hari ini adalah hari dimana diskusi akan dilanjutkan. Dani sudah tidak sabar menunggu jam pelajaran pak Dodi. Sampai-sampai Dani tidak dapat berkonsentrasi di pelajaran bu Rita. Dani beberapa kali mendapatkan teguran dari bu Rita. Namun Dani tak terlalu menghiraukannya. Dani hanya terfokus pada pelajaran pak Dodi. Dani membayangkan bagaimana hasil diskusi itu. Dani merasa permasalahan itu sangat penting baginya. Ia merasa ajaran islam tidak boleh dibuat mainan dan ajaran islamlah yang paling benar.
            Bel telah terdengar, tanda pergantian jam. Jantung Dani berdegup kencang, dia tidak sabar menunggu kahadiran pak Dodi. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya datang juga saatnya diskusi. Pak Dodi membuka diskusi itu dengan senyum lebar dan jelas sekali tersirat diwajahnya secerca kebahagiaan.
            “Diskusi kali ini dimulai dari keterangan yang akan diberikan oleh Rani.” ujar pak Dodi pertanda dimulainya diskusi.
Rani bersiap maju ke depan kelas dan anak-anak siap mendengarkan dengan seksama.
            “Dalam dunia politik saat ini, banyak masalah-masalah yang dapat diselasaikan  dengan rapat atau diskusi. Mereka tidak mempertimbangkan keputusan mereka dengan membaca Al-Qur`an atau Al-Hadits sebagai acuan,” jelas Rani.
Setelah Rani selesai, pak Dodi mempersilahkan Dani untuk maju kedepan.
            “Kalau menurut saya, sistim pemerintahan yang dianut oleh pemerintahan kita bukanlah sistim pemerintahan islam. Mereka mungkin sudah terpengaruh adat barat. Tapi mereka tetap dapat memakai Al-Qur`an dan Al-Hadits sebagai dasar pemutusan suatu masalah agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain.” ucap Dani sesuai yang dia tau dari buku.
Setelah ada beberapa pendapat lagi, pak Dodi akhirnya memberi keputusan bahwa semua pendapat kami ada betulnya.
“Walaupun berbeda, sebaiknya itu semua tidak menjadi permasalahan. Itulah yang dinamakan ilmu, mencakup pembahasan yang sangat luas. Saya harap kalian dapat mengembangkannya lagi kelak.” pesan pak Dodi.
Pak Dodi memberikan nilai yang sangat baik pada semua anak yang mengutarakan pendapatnya. Dani bersyukur setelah mendengarnya. Dia merasa pengorbanannya untuk mendapatkan sebuah ilmu dengan bersusah payah itu tidak sia-sia. Dan Dani juga sangat berterima kasih kepada kakek Rama yang telah membantunya.
            Sejak saat itu, Dani terus menerus belajar dan mengamalkan ilmu yang dia dapat. Akhirnya pada ujian semester akhir, dia mendapatkan nilai yang memuaskan. Dani dapat mengalahkan Rani dan meraih peringkat pertama. Dani merasa senang karena telah membuat kakeknya bahagia dan bangga atas prestasinya.
            Dani sekarang berkeyakinan bahwa semua yang dilakukan untuk kebaikan dan didasari dengan niat yang baik tidak akan sia-sia. Semua yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan menghasilkan yang terbaik. Asalkan kita berusaha dan tekun menjalaninya, sesuatu yang kita inginkan suatu saat akan tercapai.

Sekian.
Written By: Arumy
Read more >>